Monday, February 21, 2011

Lebih dari cukup



Apa dia punya kumis? Ataukah jenggot?

Aku tak pernah tau itu. Karena menatapnya lebih sulit dari yang ku kira. Dia, satu-satunya alasan kenapa aku betah lama-lama di kampus.

Saat itu kami duduk melingkari meja. Dia di sampingku. Dia yang ku cari tapi tidak dalam jarak sedekat ini.

Kursi kami yang berdempetan membuat tempurung lutut kami bersinggungan. Andai ada pintu masuk disitu, akan kuselundupkan setengah bahkan tiga perempat jiwaku untuk merasukinya, untuk membaca pikirannya, memata-matai perasaannya.

Aku menghela nafas. Agaknya kisahku terasa semakin berat. Dia adalah temanku dan aku telah jatuh cinta. Namun orang itu hanya mampu kugapai sebatas punggungnya saja.Seseorang yang Cuma sanggup kuhayati bayangannya saja dan tak pernah kumiliki keutuhannya. Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan ini sanggup mengejar. Seseorang yang hanya bisa kukirimi isyarat sehalus udara, langit, awan atau hujan.Seseorang yang selamanya harus dibiarkan berupa sebentuk punggung karena kalau sampai ia berbalik, niscaya hatiku hangus oleh cinta dan siksa.

Hari itu, kami berbicara banyak, tertawa, saling mengejek. Dia bahkan menepuk-nepuk pundakku. Untuk pertama kalinya aku menatap wajahnya selama 5 detik. 5 detik yang berarti banyak buatku.

Namun bukan itu yang kucari. Aku hanya ingin duduk di belakangnya, menatap punggungnya, menyadari bahwa kami berdua punya pasangan masing-masing. Alasanku jatuh cinta padanya sekaligus menjadi alasanku patah hati. Dia sangat mencintai pasangannya. sangat setia. itu yang aku suka.

Ah Tuhan, aku hanya ingin menikmati apa yang kusanggup. Tak seharusnya aku meyukainya. Aku menyerah. Titik.

Oh ya, hari itu aku tau. Dia punya jenggot.

Itu sudah lebih dari cukup.


*diadaptasi dari tulisan Dewi Lestari. tapi teteeep jalan cerita dan tokoh utamanya beda lho!

2 comments:

  1. huhuhuhu..
    so sad yaa teh :(
    sometimes i can understand God's scenario too late.
    huwaaa

    ReplyDelete
  2. so sad. it's like u hate ur life but u keep breathing. i hate him but i keep looking at him ahahha DAMN!

    ReplyDelete