Sunday, February 27, 2011

Kiamat Sudah Dekat


Saya bukan orang yang puas dengan perfilman Indonesia. Maaf, bukannya ga cinta Negara sendiri. Tapi memang gitu adanya. Film Indonesia yang ngena di hati juga Cuma beberapa. Buat saya, film itu harus bisa ngasih pesan nyampe langsung ke pikiran dan ga bisa lepas..

Ada satu film Indonesia yang ga pernah saya lupa.

KIAMAT SUDAH DEKAT.

Film itu ngajarin tentang keikhlasan. Which is sesuatu hal yang cukup sulit.

Ngomong-ngomong tentang ikhlas nih yaaaa, ada kejadian yang pernah saya alami pas suka sama orang. Cuma bertahan 5 hari. Sampai akhirnya saya nyerah. Tapi bukan kalah. Saya nyerah justru karena kami berdua punya pacar. Saya nyerah karena ga mau dia tau saya suka. Kasian pacarnya. Kasian pacar saya. Saya belajar ikhlas melepaskan rasa suka itu. Walo awalnya susah. Hiks.

Dan tebak! Setelah belajar ikhlas, banyak kesempatan yang mengharuskan saya untuk kerja sama bareng orang yang saya suka. Bahkan, dia tambah baik. Tentu, kami pun mau ga mau jadi lebih deket. Fortunately, saya ga lupa kami punya pasangan masing-masing.

Balik lagi sama film Kiamat Sudah Dekat. Saya inget betul gimana tokoh utama mendapatkan apa yang dia pengen karena dia ikhlas. Jadi inget sama diri sendiri. Baru aja mulai belajar ikhlas, eh efeknya langsung kerasa.

Ternyata ikhlas ngasih kita lebih dari apa yang diharapkan.

Mari belajar sama-sama, walaupun sulit toh ikhlas bukan sesuatu yang mustahil kan?

Thursday, February 24, 2011

Dream, Believe and Make It Happen!! *Like my idol said*

Mimpi saya, pergi keliling dunia.
Saya punya banyak temen bule. Dari mulai Amerika ampe Banglades. Dari mulai tua ampe muda. Dari yang kulit putih ampe gigi kuning *eh??*
Dan jangan kira itu pertemanan main-main. Walau kami belom pernah ketemu, tapi kami intens chatting, sms, email, webcam-an bahkan telepon. And FYI, umur hubungan saya sama temen-temen bule itu udah bertaun-taun. It feels great.
Di tiap kesempatan yang ada, saya suka ikut tes semacam exchange program atau summer class. Dan ya, untuk masalah tes, TOEFL atau nilai-nilai, saya seringkali berhasil. Tapi masalah timbul dari hal sepele. Deadline pengembalian formulir yang tiba-tiba berubah lah, umur yang belum cukup lah, atau bahkan tiba-tiba dapet kelas perkuliahan yang ga bisa saya tinggalkan.
Yes, I’m like this close to reach my dream. Sa-empret- lagi buat merubah mimpi jadi nyata.
Sedih? Kecewa? Tentu. Mikir buat nyerah? Sempet. Sampai saya baca kenyataan tentang Thomas Alfa Edison.
Lho? Kok jadi Thomas?
Yep, inspirasi bisa dateng dari mana aja. Ternyata dia gagal 9998 kali sebelum akhirnya berhasil membuat lampu pijar. Bukan sekali dua kali tapi SEMBILAN RIBU SEMBILAN RATUS SEMBILAN PULUH DELAPAN kali. *diulang pake huruf capital biar lebih dramatis*.
Thomas Alfa Edison bilang,
“Saya sukses karena saya telah kehabisan apa yang disebut kegagalan. Dengan kegagalan tersebut, saya malah mengetahui 9998 bahan yang tidak bisa digunakan agar lampu tidak menyala”.
WOW!
Sama kaya postingan saya yang judulnya “TAYLOR”. Tentang orang yang memandang sisi negatif menjadi sisi positif. Saya gagal mewujudkan mimpi beberapa kali dan mikir buat nyerah? Helloooo gimana kabar Thomas Alfa Edison? Dia aja positive thinking. Masa kita nggak? Owwhhh tidak bisssaaaaahhhh!
Well well well... buat saya, dia, dan kamu yang punya mimpi... jangan pernah nyerah walo kita gagal berkali-kali. Yang kita lakukan cuma satu : YAKIN bahwa mimpi kita bisa jadi nyata. sooner or later.
This is not me taking control. This is me fulfilling my destiny :)

Monday, February 21, 2011

My Man of The Month *February*

Do you watch American Idol 6??
Please keep your eyes open to Chris Medina.

Suaranya bagus, kelihatannya baik, agak gemuk. CUTE
Tapi bukan itu yang bikin saya ngepost tulisan ini.

Because i think he's a GREAT man!!

He has a girl, Juliana Ramos. After eight years together, Medina proposed to his girlfriend two years ago and the couple planned to wed soon after. A short time later, though, she was in a car accident that left her with a traumatic brain injury and in a coma that doctors didn't think she'd wake from.

She did, though, and Medina has stood by her side, helping to take care of her along with Ramos' mother and wearing her engagement ring on a chain around his neck.

Setelah sadar, cewenya cuma bisa duduk di kursi roda. Tentu saja, fisiknya ga secantik dulu lhooo. Juliana pun kesulitan saat harus ngomong.
Para juri American Idol langsung nanya kok bisa Chris ini tetep setia nunggu tunangannya bertahun-tahun.

Dan ini jawaban Chris,
"aku tidak tau apa jadinya hidupku kalau suatu saat tunanganku sembuh, dan aku tidak ada di sampingnya".

Chris' singing was great, but one of the Juries, Steven Tyler, was so moved by Chris' story ... he got up out of his chair, teary-eyed, walked over to Juliana, and hugged and kissed her. Seriously folks, i cried like a baby. For me, Chris Medina is the hero on American Idol 6. He's my man of the month!


**before**

**after**

Lebih dari cukup



Apa dia punya kumis? Ataukah jenggot?

Aku tak pernah tau itu. Karena menatapnya lebih sulit dari yang ku kira. Dia, satu-satunya alasan kenapa aku betah lama-lama di kampus.

Saat itu kami duduk melingkari meja. Dia di sampingku. Dia yang ku cari tapi tidak dalam jarak sedekat ini.

Kursi kami yang berdempetan membuat tempurung lutut kami bersinggungan. Andai ada pintu masuk disitu, akan kuselundupkan setengah bahkan tiga perempat jiwaku untuk merasukinya, untuk membaca pikirannya, memata-matai perasaannya.

Aku menghela nafas. Agaknya kisahku terasa semakin berat. Dia adalah temanku dan aku telah jatuh cinta. Namun orang itu hanya mampu kugapai sebatas punggungnya saja.Seseorang yang Cuma sanggup kuhayati bayangannya saja dan tak pernah kumiliki keutuhannya. Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan ini sanggup mengejar. Seseorang yang hanya bisa kukirimi isyarat sehalus udara, langit, awan atau hujan.Seseorang yang selamanya harus dibiarkan berupa sebentuk punggung karena kalau sampai ia berbalik, niscaya hatiku hangus oleh cinta dan siksa.

Hari itu, kami berbicara banyak, tertawa, saling mengejek. Dia bahkan menepuk-nepuk pundakku. Untuk pertama kalinya aku menatap wajahnya selama 5 detik. 5 detik yang berarti banyak buatku.

Namun bukan itu yang kucari. Aku hanya ingin duduk di belakangnya, menatap punggungnya, menyadari bahwa kami berdua punya pasangan masing-masing. Alasanku jatuh cinta padanya sekaligus menjadi alasanku patah hati. Dia sangat mencintai pasangannya. sangat setia. itu yang aku suka.

Ah Tuhan, aku hanya ingin menikmati apa yang kusanggup. Tak seharusnya aku meyukainya. Aku menyerah. Titik.

Oh ya, hari itu aku tau. Dia punya jenggot.

Itu sudah lebih dari cukup.


*diadaptasi dari tulisan Dewi Lestari. tapi teteeep jalan cerita dan tokoh utamanya beda lho!

Sunday, February 13, 2011

Frame of Mind


Most people probably have experienced it before. But i have it right now. That feeling where you can't do anything in your power to help yourself.

Everything is out of your hands.
And it fucking sucks. It exhausts the shit out of you for however long you hold on or are involved.

I feel as though i could go on a serious fucking rant about everything, but hey, i then realise this is the internet and i don't exactly want everyone to be given the opportunity to see my rant and hear what i have to say.

But for the people who are there to listen and spend time, i thank you.

No More Hate


"If you start by hating one or two people, you won't be able to stop. Pretty soon you'll hate a hundred people. Even a zillion. A little hatred goes a long, long way. It grows and grows. And it's hungry. Even hungrier. You keep feeding it more and more people, and the more it gets, the more it wants. It's never satisfied. And pretty soon it squeezes all the love out of your heart and all you'll have left is a hateful heart."

Last night I wrote a letter for my dad.
"No more hate." i whispered to myself.

F, P dan I

Menanggapi masalah antara Ahmadiyah dan FPI, 10 jam lalu di Facebook, saya bikin status ini :

..Hai yang lebih bijak di luar sana, mohon terangkan pada saya yang naif, apa pentingnya FPI d Indonesia?..

Saya tidak bermaksud menebarkan kebencian atau apapun tentang FPI. Jelas, saya bertanya karena memang butuh pengertian.

Dan ini, jawaban dari seorang teman..

"FPI sangat penting jika caranya sedikit lebih santun. Karena mengingkari kemungkaran hukumnya wajib. Kalau dibiarin yang maksiat keenakan dong. Jadi alangkah lebih bijak kalau yang dibubarkan adalah pangkal masalahnya,yaitu yang jelas-jelas sesat.
Terlepas dari cara radikal u/ mengubah kemungkaran yg dilakukan oleh saudara kita dari FPI, ga perlu lah kita ikut memojokkan/menyudutkan/membela kelompok manapun. Yang wajib kita bela adalah islam. Bukan yang lain. "

Terima kasih Lulu Adytia Lumintang. Atas kesempatan yang dipakai untuk menjawab pertanyaan tersebut. Sejauh ini, mungkin itu jawaban yang saya kira paling berkenan di hati. Setidaknya untuk saya pribadi :)

Friday, February 11, 2011

TAYLOR

Udah nonton film My Sister’s Keeper?

Saya baru nonton. And that’s really amazing!

Taylor, tokoh yang saya suka. Dia kanker dan ketemu cewe yang kanker juga, namanya Anna. Mereka ketemu di rumah sakit dan yah… akhirnya pacaran.

Di satu adegan, ada percakapan mereka yang sangat-sangat saya suka.

Anna : kamu pernah berpikir tentang kematian?

Taylor : Tidak juga.

Anna : kamu tidak takut?

Taylor : Tidak. Jika aku tidak menderita kanker, Aku tidak akan pernah menemukan kamu. Jadi ya, aku senang aku sakit.


See, that’s so sweet!

TAYLOR.

Mungkin kepalanya botak dan agak aneh gara-gara kanker. Tapi kalau dia beneran ada, saya pasti jatuh cinta. Sama dia, orang yang tetep ngelihat hal positif dari satu hal negatif. Sama dia, orang yang bersyukur atas apapun yang terjadi.

Well, have a nice day folks. Cause I’ll have mine :)